Home » , » Kata Menpora: Kasus Sony Sandra yang Cabuli Anak di Kediri Coreng Dunia Olahraga

Kata Menpora: Kasus Sony Sandra yang Cabuli Anak di Kediri Coreng Dunia Olahraga

Posted by CB Blogger

Foto: Andhika/detikcom (sidang vonis Sony Sandra di PN Kediri, Kamis kemarin)
Jakarta - Kasus Sony Sandra yang divonis hakim Pengadilan Negeri Kediri, Jatim 9 tahun bui atas pencabulan anak dikomentari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi. Sony diketahui mantan pemain timnas U-19 tahun 1961 silam.

Pengadilan Negeri Kediri, Kamis (19/5/2016) yang dipimpin oleh Ketua Majelis Sidang Purnomo Amin, dengan Anggota Majelis Rahmawati menjatuhkan hukuman kepada Sony, yakni 9 tahun dengan denda sebesar Rp 250 juta subsider 4 bulan penjara.

Menpora mengaku sangat prihatin dengan kasus asusila belakangan ini, bahkan pelakunya menyeret seorang mantan pesepakbola. Dia menilai ini adalah sebuah ancaman bagi generasi muda lainnya.

"Saya prihatin dengan banyaknya kasus asusila. Termasuk yang melibatkan mantan pemain sepak bola di kediri, Sonny Sandra. Ini sangat mencoreng dunia olahraga. Tindakan asusila ini juga menjadi ancaman yang harus bisa ditanggulangi oleh generasi muda," ungkap Menpora di Jakarta, Jumat (20/5).

Menurut Menpora ada yang salah dengan mental para pelaku. Hal ini disebutnya menjadi perhatian penting oleh Kemenpora. Sebelumnya kasus asusila kerap terjadi kebanyakan pelakunya adalah anak-anak muda.

"Yang menjadi korban, adalah para pemudi, dan calon-calon penerus bangsa ini ke depan. Ada yang salah dengan mental psikologis mereka. Ini menjadi concern kami, yang memiliki sentuhan langsung dengan kepemudaan,"

"Di masa lalu, kejadian ini jarang terjadi. Perlu ada gerakan khusus, untuk menanggulangi, atau minimal menekan kebobrokan mental anak-anak dan calon pemuda kita," terang dia,

Untuk mencegah kasus serupa, Menpora ingin menggerakan pemuda-pemuda di daerah yang disebut Garda Mental. Tugasnya adalah membangun mental, memberikan pencerahan tentang ancaman akan bahaya berbuat asusiala sehingga ada pondasi di dalam diri masyarakat.

"Saya ingin menggerakkan pemuda di daerah, menjadi anggota Garda Mental. 2-3 pemuda di desa, yang nantinya akan menanamkan kekuatan mental psikologis," urai dia,

"Zaman dulu, sedikit yang begini karena karakter masyarakat kita takut, kalau sudah mengetahui hukumannya yang berat, bahkan ada wacana dikebiri, saya yakin mereka yang akan melakukan asusila akan pikir-pikir, dan tak mudah. Jadi Garda Mental ini nanti turunan tugasnya adalah mensosialisasikan ancaman hukuman, efek domino bagi pelaku, keluarga pelaku, termasuk mendukung rencana UU kebiri pelaku pelecehan seksual. Bukan hanya sosialisasi, tapi ada kampanye dari Garda mental, ke sekolah-sekolah serta ke masyarakat umum," urainya lagi.

Menpora menegaskan, revolusi mental yang menjadi fokus Presiden, harus bisa dijalankan, dari unsur terbawah di masyarakat. Karena mental bangsa ini benar-benar diserang, dan Garda Mental harus bisa membentenginya.

"Dengan memaksimalkan pemuda dari desa tersebut, efektifitas kampanye dan sosialisasi atas hukuman asusila diharapkan lebih mengena. Karena kedekatan budaya danwarga setempat biasanya lebih didengar daripada sosialisi via media massa," ungkap dia.

Lalu, Siapakah Sebenarnya Sony Sandra?

Banyak yang tidak mengenal sosok Sony Sandra, selain seorang pengusaha kontraktor di Kota Kediri. Dia adalah mantan pemain timnas yang sempat memperkuat timnas U-19 ketika menjuarai Piala Asia Junior tahun 1961.

Penampilannya saat itu lincah di atas lapangan. Posisinya sebagai gelandang kerap merepotkan lawannya lini tengah.

Sebelumnya membela timnas, Sony pernah membela klub amatir Hizbul Wathan Kediri, dan Hizbul Wathan Jombang hingga akhirnya dia dipanggil timnas U-19.

Di bawah asuhan pelatih Toni Pogacnik, Sony berada satu tim dengan Andjiek Ali Nurdin dan Hardi Purnomo serta Sutrisno. Namun setelah membawa timnas U-19 juara, karier Sony meredup.

Dia pun memilih melanjutkan kariernya dengan membela Persik Kediri tahun 70-an. Yang menarik, dia bukan lagi seorang gelandang, tapi beralih menjadi kiper. Di bawah mistar, pria yang dikenal bernama Tsing Tseng sulit ditaklukkan lawan meskipun lewat penalti.

Di akhir kariernya, Sony memutuskan untuk hengkang dari Persik dan mengelola sebuah klub baru yaitu Persedikab Kediri. Sony pun memilih tinggal di Kediri sembari fokus menangani bisnisnya yang bergerak di usaha konstruksi. Dia juga diketahui memiliki sebuah SSB yang bernama Triple S.(ads/dra)detikcom


0 comments:

Post a Comment

Total Pageviews

Popular Posts

KJBCGROUP. Powered by Blogger.

ES TELER KJBC